IEU-CEPA: Tarif Nol Persen Ekspor-Impor RI-Uni Eropa Disepakati

0
IEU–CEPA peluang ekspor sawit Indonesia ke Uni Eropa

Setelah negosiasi panjang sejak 2016, Indonesia dan Uni Eropa akhirnya mencapai kesepakatan bersejarah. Melalui perjanjian IEU-CEPA, hampir semua tarif ekspor dan impor akan menjadi 0 persen. Presiden Prabowo Subianto menyampaikan kabar ini, seperti dilansir Antaranews.

Kenapa kesepakatan ini penting?

Negosiasi IEU-CEPA berjalan selama hampir 10 tahun dan mencakup 19 putaran perundingan. Pada Juli 2025 di Brussel, kedua pihak menyepakati detail akhir perjanjian. Presiden Prabowo menilai ini sebagai langkah besar bagi ekonomi nasional. Menurut CNBC Indonesia, kesepakatan ini membuka peluang ekspor lebih luas.

Selain itu, Uni Eropa punya pasar dengan lebih dari 460 juta penduduk dan GDP yang besar. Produk Indonesia seperti kelapa sawit, tekstil, karet, dan UMKM akan masuk lebih mudah berkat tarif nol persen.

“Hampir semua tarif kita sudah selesai, hampir semuanya 0 persen,” kata Presiden Prabowo seperti dikutip CNN Indonesia.

Target perdagangan dan investasi

Presiden Prabowo Subianto umumkan kesepakatan IEU-CEPA dengan Uni Eropa di Brussel yang menurunkan tarif ekspor impor menjadi nol persen
Presiden RI Prabowo Subianto (kiri) dan Presiden Dewan Eropa António Costa berjabat tangan dalam pertemuan di Gedung Europa, Brussel, Belgia, Ahad (13/7/2025) (ANTARA/Instagram/@sekretariat.kabinet)

Pemerintah menargetkan nilai perdagangan dengan Uni Eropa naik dua kali lipat, dari sekitar USD 30 miliar menjadi USD 60 miliar. Menteri Investasi Rosan Perkasa Roeslani optimistis perjanjian ini juga akan menarik investasi baru. Pemerintah juga sudah menjadwalkan penandatanganan resmi pada September 2025 dan berharap ratifikasi berjalan cepat.

Peluang besar di tengah ketidakpastian

Presiden Prabowo percaya IEU-CEPA menjadi langkah strategis di masa global yang tidak pasti. Kesepakatan ini justru membuka jalan baru bagi ekspor Indonesia ke Eropa.

“Ini peristiwa bersejarah,” ujar Presiden.

Dengan kesepakatan ini, Indonesia punya kesempatan lebih besar untuk meningkatkan ekspor dan daya saing di pasar global.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *