Hama Oryctes rhinoceros: Musuh Utama Peremajaan Kelapa Sawit
Petani sawit perlu waspada terhadap hama Oryctes rhinoceros atau kumbang tanduk/badak. Hama ini menjadi ancaman utama pada fase peremajaan kelapa sawit (PSR). Serangan Oryctes rhinoceros sering menunda masa produksi hingga setahun dan menyebabkan kematian tanaman sampai 25 persen.
Pada tahun 2020, tim gabungan Direktorat Perlindungan Perkebunan, BBPPTP Medan, dan Dinas Perkebunan menemukan serangan besar di kebun PSR Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Temuan ini menjadi peringatan serius bagi semua pekebun.
Gejala Serangan Oryctes rhinoceros
Petani bisa mengenali gejala khas serangan kumbang tanduk. Pertama, muncul potongan pelepah muda berbentuk huruf V. Kedua, pelepah muda terlihat melintir atau tumbuh ke samping. Selanjutnya, titik tumbuh (pucuk) mati dan dapat dicabut dengan mudah. Sebagai contoh, tim menemukan larva dan imago di tumpukan batang sawit tumbang (chipping).
Baca juga: Gejala serangan hama tikus di sawit.
Penyebab Ledakan Populasi
Selain kondisi kebun, beberapa faktor lain mendorong populasi Oryctes rhinoceros meledak. Pertama, adanya tumpukan batang kelapa sawit yang tidak cepat terurai. Kedua, lokasi kebun PSR sering berdekatan dengan kebun sawit menghasilkan (TM) yang juga terserang. Di sisi lain, lingkungan lembap di sekitar peternakan sapi juga mempercepat perkembangbiakan kumbang tanduk.
Masalah serupa juga terjadi saat pengendalian Ganoderma di sawit tidak berjalan maksimal.
Cara Pengendalian Hama Oryctes rhinoceros
Petani dan teknisi perlu menerapkan pengendalian terpadu agar hasilnya efektif. Berikut langkah-langkah yang direkomendasikan.

Kultur teknis
Pertama, tanam Legume Cover Crop (Mucuna bracteata) sekitar 750 biji per hektar. Kedua, lakukan monitoring rutin minimal satu bulan sekali. Selanjutnya, taburkan garam kasar 200 gram per tanaman di bagian pucuk.
Fisik dan mekanis
Petani dapat mengutip imago dan larva secara manual. Selain itu, bongkar dan ratakan tumpukan chipping agar tidak menjadi sarang kumbang. Pasang juga perangkap feromon berbahan aktif ethyl-4-methyloctanoat dengan dosis satu sachet per hektar.
Biologi
Gunakan larva yang terinfeksi jamur Metarhizium anisopliae atau virus Baculovirus oryctes. Petani perlu menghancurkan larva tersebut, kemudian menyiramkannya ke sarang kumbang. Selain itu, taburkan jamur anisopliae sebanyak 25 gram per meter persegi atau semprotkan larutan 10 gram per liter air.
Kimiawi
Akhirnya, petani bisa memakai insektisida berbahan aktif karbosulfan 5 persen atau karbofuran 5 persen. Taburkan 10 hingga 15 gram per pucuk tanaman muda, dengan interval tiga hingga empat minggu.
Pentingnya Pengendalian Terpadu
Oleh karena itu, pengendalian hama Oryctes rhinoceros tidak bisa dilakukan setengah-setengah. Jika petani lengah, populasi kumbang tanduk akan naik tajam dan mengancam produksi. Selain menambah biaya perawatan, serangan ini juga memperpanjang masa tidak produktif kebun.

1 thought on “Hama Oryctes rhinoceros: Musuh Utama Peremajaan Kelapa Sawit”