Mengenal Ulat Api Kelapa Sawit dan Cara Pengendaliannya

0
Ulat api kelapa sawit jenis Setora nitens dengan garis biru di punggung

Ulat api kelapa sawit adalah salah satu Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang kerap menyerang kebun kelapa sawit. Serangan ulat api sanggup menggerek daun hingga tinggal lidi. Akibatnya, produksi sawit bisa turun hingga 50–75% jika tidak dikendalikan.


Jenis-Jenis Ulat Api Kelapa Sawit

Ulat api kelapa sawit jenis Setora nitens dengan garis biru di punggung
Ulat api kelapa sawit jenis Setora nitens dengan garis biru di punggung

Di perkebunan sawit, ada empat jenis ulat api yang paling sering ditemui:

  • Setothosea asigna
    Jenis ini memiliki siklus hidup 106–138 hari. Telur menetas dalam 4–8 hari, kemudian larva berkembang selama 49–50 hari, dan berubah menjadi pupa sekitar 40 hari. Ngengat dewasa tampak dengan sayap coklat tua bergaris transparan.
  • Setora nitens
    Siklusnya lebih singkat, sekitar 42 hari. Telur menetas setelah 4–7 hari, larva bertahan ±50 hari, dan pupa selama 17–27 hari. Ngengat terlihat punya sayap bergaris lebih gelap.
  • Darna trima
    Jenis ini hidup sekitar 60 hari. Telur menetas hanya dalam 3–4 hari, kemudian larva berkembang 26–33 hari, dan pupa bertahan 10–14 hari. Ngengat berwarna coklat gelap dan ukurannya relatif kecil.
  • Parasa lepida
    Siklus hidupnya sekitar 60–76 hari. Telur menetas dalam 2–4 hari, larva bertahan 30–40 hari, lalu pupa selama 28–32 hari. Ngengat dewasa memiliki warna hijau dan coklat yang mencolok.

Selain itu, semua jenis ulat api ini memiliki duri yang mengandung racun. Jika tersentuh kulit, duri tersebut dapat menimbulkan rasa gatal dan sensasi terbakar.


Gejala Serangan Ulat Api

Ulat api kelapa sawit jenis Darna trima warna coklat dengan bercak jingga
Ulat api kelapa sawit jenis Darna trima warna coklat dengan bercak jingga

Biasanya, serangan ulat api dimulai dari helaian daun bagian bawah yang tergerek hingga tinggal lidi. Selanjutnya, jika jumlah ulat semakin banyak, daun muda juga ikut dimakan. Tanaman akhirnya kehilangan 50–90% daun. Oleh karena itu, proses fotosintesis menjadi terganggu dan hasil produksi buah sawit pun ikut menurun drastis.


Cara Pengendalian Ulat Api Kelapa Sawit

Petani dapat mengendalikan ulat api secara terpadu: mekanis, biologis, dan kimiawi.

Ulat api kelapa sawit jenis Setothosea asigna pada daun sawit
Ulat api kelapa sawit jenis Setothosea asigna pada daun sawit

Pengendalian Mekanis

Petani bisa memungut kepompong di pangkal batang, lalu membakarnya agar populasi berkurang. Selain itu, ulat pada tanaman muda juga dapat diambil langsung untuk dimusnahkan.

Pengendalian Biologis

Penggunaan agens hayati seperti Bacillus thuringiensis, Cordyceps militaris, dan MNPV efektif menekan populasi ulat api. Di samping itu, menanam bunga pukul delapan (Turnera subulata) membantu menarik predator alami untuk memangsa ulat.

Pengendalian Kimiawi

Langkah ini sebaiknya menjadi pilihan terakhir. Namun, jika jumlah ulat mencapai 5–10 ekor per pelepah, petani bisa menyemprotkan insektisida berbahan aktif Deltametrin (2 cc/liter air) pada tanaman rendah. Sebaliknya, pada tanaman yang tinggi, petani dapat melakukan fogging saat malam hari dan cuaca kering.


Pentingnya Monitoring dan Prediksi

Selain pengendalian langsung, petani juga disarankan memanfaatkan Early Warning System (EWS) berbasis data historis. Sistem ini membantu memprediksi kemungkinan ledakan populasi ulat api. Dengan begitu, petani bisa melakukan pencegahan lebih cepat sebelum serangan meluas.

Ulat api kelapa sawit jenis Thosea vetusta berwarna hijau kecoklatan
Ulat api kelapa sawit jenis Thosea vetusta berwarna hijau kecoklatan

Referensi:

  • Ditjenbun Kementerian Pertanian
  • Cybex Pertanian
  • Sawitnotif PKT Group
  • STIPAP Medan
  • Kabar Sawit Indonesia

Untuk informasi lengkap seputar sawit, kunjungi juga kabarsawitindonesia.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *