Biodiesel Tinggi di Maritim: Tantangan dan Inovasi

0
luas lahan perkebunan sawit Riau versi BPS 2023

Pengantar

biodiesel konsentrasi tinggi maritim

Biodiesel konsentrasi tinggi maritim menjadi fokus penting dalam transisi energi di Indonesia. Program ini mendukung target net zero emission 2060. Namun, sektor transportasi laut menghadapi tantangan unik.

Komitmen Net Zero Emission

Sejak 2006, Indonesia sudah mengembangkan biodiesel berbasis kelapa sawit. Program dimulai dari B2,5, lalu B20 pada 2016, B30 di 2020, dan B35 sejak 2023. Tujuannya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Tantangan di Sektor Maritim

Mesin kapal, termasuk milik TNI Angkatan Laut, punya standar lebih ketat daripada kendaraan darat. Kondisi laut yang ekstrem membuat biodiesel lebih cepat menyerap air. Hal ini memicu pertumbuhan bakteri dan sludge. Akibatnya, filter blocking dan endapan injektor sering terjadi. Perawatan mesin juga jadi lebih sering dan mahal.

Baca juga artikel kami tentang Pemanfaatan Biodiesel B35 di Transportasi Darat.

Riset dan Inovasi

Pada 2024, tim peneliti melakukan riset bertema Pemanfaatan Biodiesel Konsentrasi Tinggi pada Sektor Maritim. BPDPKS mendanai riset ini. Hasilnya meliputi desain sistem filtrasi washable dan ceramic filter. Tim juga merancang fuel conditioning untuk menjaga kualitas biodiesel di tangki kapal. Selain itu, mereka menyusun SOP khusus agar penggunaan biodiesel di kapal tetap aman.

Menuju Maritim Berkelanjutan

Biodiesel konsentrasi tinggi maritim bukan hanya soal energi terbarukan. Inovasi ini juga mendukung ketahanan energi nasional. Dengan teknologi yang tepat, kapal tetap andal dan mesin lebih awet. Langkah ini memperkuat peran Indonesia sebagai produsen biodiesel kelapa sawit terbesar di dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *